Wednesday, April 19, 2006

BLINK --kemampuan berpikir tanpa berpikir--

Minggu ini kembali membaca sebuah buku yang sangat menarik ( bagi diri pribadi). Judulnya sama seperti judul postingan ini, BLINK, kemampuan berpikir tanpa berpikir, karangan Malcolm Gladwell (pengarang buku bestseller The Tipping point, dan kebetulan buku BLINK ini juga merupakan bestseller internasional).

Lembar pertama yang dibaca sungguh menarik perhatian, membuat saya tidak ingin meletakkan buku ini dan rasanya ingin segera melahap habis isinya. Maka saya mulai membaca lembar demi lembar. sekitar lima puluh halaman pertama keasyikan membaca 'terganggu' karena keharusan melakukan aktivitas yang lain.Buku segera tersusun manis di rak-nya.

setelah 2 hari yang terbagi dalam beberapa jam baru bisa menuntaskan seratus enam puluh delapan halaman, sedikit kecewa dengan diri sendiri juga.. Karena biasanya dalam dua hari buku setebal tiga ratus enam belas halaman bisa habis dilahap dan bisa segera melahap buku yang baru (kaya seekor ulat buku), but...bukan itu yang ingin dibahas.

banyak hal menarik yang tertuang di buku, terutamanya tentang cerita pengalaman-pengalaman banyak ahli di pelbagai bidang.Beberapa diantaranya bagaimana seorang ahli bisa salah mengambil keputusan tentang sesuatu yang menjadi bidangnya justru di saat banyak informasi yang - dianggapnya- berharga dalam membantu mengambil keputusan itu. Dan dilain 'dunia' ahli yang justru dapat dengan cepat dan tepat mengambil keputusan pada saat yang sekejap hanya dengan 'pandangan' awal dan sedikit sekali informasi yang tersedia.Dan tentang hal itulah buku ini bercerita : BLINK!

dan masih banyak hal menarik lainnya....kita sambung di postingan berikutnya, Insya Allah.

Thursday, March 16, 2006

terdiam

mata ku terbelalak demi melihat informasi yang terpampang di depanku. Rasanya tak percaya dengan apa yang kubaca. Hatiku menangis, untuk sesaat pikiranku melayang entah kemana, hanya untuk sesaat. Tak lama kemudian adrenalin mulai mengisi otak dan setiap mili pembuluh darahku. Aku marah! Tapi hanya dalam hati. Kemarahan yang kupendam. Lalu aku beristigfar. Mohon ampunan allah karena kubiarkan adrenalin itu mengalir memenuhi otakku walau hanya untuk sesaat. Berselang dengan adrenalin itu, ingin rasanya kubiarkan airmata ini mengalir. Tapi tak mungkin disini. Kutahan sebisanya, sambil terus berdzikir menyebut nama-Nya. Allah...Allah...Allah...kuatkan hamba ya Allah, wahai Rob yang Maha Pengasih.

Aku harus melakukan sesuatu! Tapi..aku tak yakin hal ini akan berguna. Karena yang kutahu aku telah melakukan kesalahan. Karena baru sekarang kuberanikan diri untuk melihatnya. Ku tahu aku memang salah. Tapi aku tak mau hanya berdiam diri dan membiarkan semuanya terjadi. Aku harus melakukan sesuatu! Ya Allah...bantulah hamba untuk memperbaikinya, berilah hamba kekuatan, tunjukilah jalannya Ya Rob....

-- lamat-lamat terdengar lirik dari sebuah lagu "kehidupan bagaikan roda...spanjang jaman kan terus berputar...." lagu yang hanya terdengar oleh ku, dikepalaku ---

Semangat!!!

Saturday, January 21, 2006

dan sekali lagi...ujian!

uas menghadang di depan mata. benar2 di ujung jalan. tanpa perbekalan tanpa tau apa2 sok berani berjalan terus ke arah sana, ke ujung jalan itu, dimana 'dia' menghadang.

ini yang namanya nekat bunuh diri. ini yang namanya sok2an berteriak "jihad or die"?! jadi inget lagu ADA Band : Manusia Bodoh! bener2 deh!

------------------------------ end of....--------------------------------------------

skeptis.merendahkan diri.menganggap remeh keadaan. terdesak keinginan. pikiran sempit yang buntu.death way! mati dah dijalan...

terus berkubang di impian dan harapan. yang hasilnya pun ga bisa terlihat, sama sekali!

ada uas, ada keluarga, ada sister, ada waktu, ada kebohongan, ada ummat.-sigh-....sebetulnya tidak boleh seperti ini (-sigh- tadi). tapi cuman itu yang kebanyakan menuh2in otak dalam jangka waktu.

sekali lagi, Allah sebaik2 penolong!

yo...yo..yo...all bro n sis...let's! back to the nature! (kaya semboyan produk...)
nature is the best yo...

makin tersesat di labirin. arti eksplisit tertampak implisit yang membuat spin semakin bertambah banyak...besar...bigger...sering....

hukz! berdarah lagi deh hatinya. yang keluar bukan lagi air mata[katanya udah ga jaman, pake 'j' bukan 'z'!] tapi darah! ekstrim sekali sih...tapi ya gitu itu. keluarnya darimana itu yang harus dipertanyakan.

sekian.

[mudah2an semua reader ngerti maksud tulisan ini.biar bisa diambil hikmahnya.aamiin]

Friday, January 06, 2006

The Day

Alhamdulillah wa Syukurillah. Tapi, Innalillahi juga sih ^^;

Pasalnya? hari ini bertambah lagi bilangan umurku, maka bertambah tualah aku. Namun demikian, berkuranglah jatah hidupku. Entah berapa jatah umur yang Allah berikan untukku (tak pernah ada manusia yang tau jatah umurnya). Tapi hal itu harus di gunakan sebaik2nya. Seperti salah satu sahabat ku bilang, menjadi tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan (thanx sis, luv u).

Dewasa mempunyai berbagai macam definisi, tergantung dari mana kita melihat, kacamata apa yang kita kenakan, dan yang pasti, tergantung siapa kita.

Ada satu 'hadiah' yang paling berkesan hari ini. Yaitu datang dari orang tua ku, 'hadiah' itu disampaikan oleh mom pagi tadi ketika aku masih tertidur (padahal udah jam 7 lewat ^^; maklum lagi kurang enak badan - lagi! - jadi istirahatnya harus banyak). Akhirnya, setelah 'perjuangan' yang cukup panjang dan lama (hampir setahun) orangtuaku bisa ikhlas menerimanya. Alhamdulillah...what a wonderful gift ya Allah...

Hari ini....genap 22 tahun usiaku, maka habislah sudah masa berlaku KTP ku ^o^ (Harus perpanjang nih....).

Begitu banyak harapan ku di usia yang sudah 22 tahun ini. Ingin kerja (buat nambah2 penghasilan rumah) walaupun cuma kerja part time atau freelnc, ingin bisa cepet2 selesai kuliah [biayanya udah ga tahaaan :( ].Ada yang punya info lowongan kerja ga? yang part time atau freelnc, soalnya banyakan yang full time.

yah..itu cuman beberapa harapanku [tapi yang utama] di usia 22 ini. Ga tau kenapa tapi kali ini rasanya lagi rada2 'error'.Jadi ngisi blog malah yang aneh2. maaf untuk yang ngebaca blog ku.

Saturday, December 31, 2005

The Last Day With... T_T

[sad mode on]

Lagi sedih....ini adalah hari terakhir kami....
Setelah kebersamaan yang cukup mengakrabkan....

Awal kisah.....

Baru saja beberapa waktu aku mengenalnya, dan berusaha mengakrabkan diri dengannya, serta mendapatkan banyak manfaat darinya, muncul gosip tak sedap yang sebenarnya bukan gosip, melainkan pemberitahuan kepada orang - orang seperti kami*. Namun aku tak terlalu menghiraukannya. Kujalani saja hari - hari yang penuh kekraban dengannya, meskipun di akhir atau awal bulan berikutnya terkadang muncul surat** yang berisi tulisan*** yang kadang membuat aku panik. Namun aku mendapatkan begitu banyak manfaat darinya, sehingga terbayarlah semua kepanikanku walau mendapatkan surat** tersebut.

Aku ingat...pertama kami berjumpa, sebetulnya secara tidak sengaja. Waktu itu dikampusku sedang ada pameran oleh anak club computer [BNCC], dan dia dengan manisnya menawarkan diri padaku, dengan berbagai kelebihan yang dia ungkapkan, dan disaat yang benar - benar pas! Waktu itu aku memang sedang mencari - cari dia, aku banyak mencari info tentangnya melalui teman - temanku. Maka, pertemuan yang secara tidak sengaja di hari itu dan di tempat itu [padahal aku bermaksud ke tempat biasa dia mangkal****] ku anggap saja jodoh.

Aku pun mengenalkan diri***** lalu mulai berteman denganya. Namun perjumpaan pertama kami ternyata tidak begitu memuaskanku. Mulailah aku mencari dia ditempat lain dimana dia biasa mangkal.Dan ternyata begitu bertemu, keesokan harinya aku sudah dapat banyak manfaat darinya. Puas rasanya!

Tapi...seperti yang ku katakan tadi, baru beberapa bulan kami bersama, dia sudah harus pergi dari kehidupan ku. Karena keputusan orang - orang dari perusahaanya. Sedih rasanya.....

Yah...ini adalah hari terakhir kami....hari terakhir aku dengannya...

[ serius mode on]

Ini hari adalah hari terakhir aku menggunakan GPRS dari MATRIX!!! Soalnya Mulai besok [ 1 Januari 2006] tarif gprs matrix akan berubah. Dari yang tadinya 200.000 perbulan (+ppn) unlimited, menjadi retail Rp.15/kb, ugh...mahal banget ya?! T_T walaupun tetap ada paket tapi paket dengan harga yang sama [200.000/month +ppn] hanya buat 50Mb saja! hikz...ga bisa main i-net sepuasnya lagi deh....

yah...begitulah ceritaku dengan MATRIX dan GPRSnya ^o^
*lol*

catatan:
* : orang2 seperti kami = pelanggan MATRIX
** : surat = tagihan [ soalnya matrix kan pasca bayar]
*** : tulisan = jumlah tagihan
**** : tempat biasa dia mangkal = galeri Indosat
***** : mengenalkan diri = mendaftar sebagai pelanggan
n yang terakhir adalah "....nya" = so pasti maksud ku "....nya" itu MATRIX n GPRSnya

Monday, December 26, 2005

Look Back [on] ......

Hari ini, tepat satu tahun yang lalu...Serambi Mekah menangis. Tak ada yang menduga, bahwa ketenangan hari itu akan sirna di guncang gempa berkekuatan 8,5 SR, dan disusul oleh terjangan Tsunami yang sangat dashat. Gedung - gedung porak - poranda, rumah - rumah hancur berkeping - keping, mayat - mayat berserakan dijalan.

Sumatra Utara, Nias, dan beberapa pulau kecil disekitar ikut merasakannya... Tak hanya di Indonesia, beberapa negara tetangga pun tak lepas dari terjangan Tsunami tsb.

Nangroe Aceh Darrussalam [NAD], 'negeri' yang 'kaya'. Kaya akan hasil alamnya, kaya akan pejuang - pejuangnya yang tak kenal lelah dan takut, juga 'kaya' akan 'masalah'.

Belum lagi selesai masalah GAM, Tsunami telah menghadang dihadapan. Belum hilang satu kepedihan, datang [kepedihan] yang lain menemani.

Apa sebab Tsunami 'mempir' di Bumi Serambi Mekah? Tempat yang [menurut cerita] merupakan daerah yang paling 'Islami' di Indonesia? Yang masyarakatnya begitu kental budaya keIslamannya?

Banyak omongan [baca: berita] simpang - siur mengenai hal tsb. Ada yang bilang itu hanyalah ujian dari Allah, ada juga yang bilang itu adalah 'peringatan', bahkan yang paling santer [baca:ramai] terdengar itu merupakan 'karma' dari Allah. Mana yang benar?

Menurut pendapat saya pribadi semuanya tidak ada yang salah. Kita bisa menyebut bencana [musibah] tersebut apa saja, apakah peringatan, ujian, atau bahkan karma! Hal tsb kembali ke dalam diri kita masing - masing. Bagaimana kita menyikapinya.

Mengenai hal yang terakhir disebut [karma], ada cerita yang cukup ...... (silahkan presepsikan sendiri) menurut saya. Tapi saya tidak akan menceritakannya disini (bukan bermaksud membuat yang membaca penasaran, hanya tujuan saya menulis post ini bukanlah untuk membahas ttg 'karma' yang disebut - sebut sebagai penyebab utama Tsunami 'mampir' di NAD).

Kembali ke topik utama [satu tahun 'peringatan' Tsunami]. Belum banyak yang berubah sejak satu tahun berlalu. Para pengungsi tetap tinggal di pengungsian [dengan kondisi yang memprihatinkan], puing - puing bangunan masih banyak yang berserakan dijalan [walaupun di beberapa daerah sudah mulai dirapihkan], bahkan sebuah bunker [kapal tanker] yang terhempas dari lautan masih berada di tempatnya [ diatas tumpukan puing rumah yang ditimpanya], sama persis seperti setahun yang lalu ketika Tsunami 'menghampiri' [ dari yang saya dengar, bunker tersebut akan dijadikan semacam tugu peringatan, bahwa Tsunami pernah 'mampir' di NAD].

Namun, di balik itu semua, sudah cukup banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengembalikan kondisi NAD seperti sediakala [walau dirasa masih belum maksimal]. Pun upaya Dunia untuk membantu. Disnilah rasa kemanusiaan kita di uji. Tak pandang suku, agama dan bangsa, semua bahu - membahu membantu para korban Tsunami [tak hanya yang di Aceh saja, di tempat - tempat lain -termasuk di negara tetangga- bantuan pun berdatangan].

Banyak kekecewaan yang timbul akibat lambatnya rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh ini. Khususnya bagi para korban yang selamat dari bencana tersebut [baca: pengungsi].

Mungkin tak banyak yang bisa kita lakukan, namun melalui post ini, saya hanya ingin mengajak bagi siapa saja yang membaca untuk [minimal] terus mengirimkan doa bagi saudara - saudara kita yang berada di Bumi Serambi Mekah. Dan selebihnya, mari kita ukur kemampuan kita sendiri, apa yang bisa kita berikan kepada saudara- saudara kita disana, selain doa dan rasa keprihatinan.

Wallahualam bishowab.